Seminar Dalam Rangka Peringatan Hari Kartini “Dengan Semangat Kartini Kita Wujudkan Grobogan Maju, Sejahtera, dan Berkelanjutan”

Rabu, 23 April 2025 Prof. Dr. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni, M.Si. selaku Ketua Satgas PPKS UNS menjadi pembicara dalam Seminar Peringatan Hari Kartini yang diselenggarakan oleh DP3AKB Kabupaten Grobogan. Kegiatan dilaksanakan di Ruang Seminar Gedung Riptaloka Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah dan dihadiri oleh 150 peserta dari berbagai elemen masyarakat.
Kegiatan diawali dengan laporan Kepala DP3AKB Kabupaten Grobogan Ibu Indartiningsih, S.Sos., M.M., dilanjutkan pembukaan serta sambutan Bupati Kabupaten Grobogan Bp. Setyo Hadi. Pada sesi pemaparan, Prof. Ismi menyampaikan materi bertajuk “Berani Melawan Stigma, Perempuan Semakin Berdaya”. Dalam paparannya Prof. Ismi menyampaikan bahwa dibalik stigma negatif, perempuan sesungguhnya sangat menginspirasi dan berkontribusi besar dalam mewujudkan kesejahteraan di lingkup lokal hingga global.

Oleh karena itu Perempuan dan kelompok marjinal lainnya harus berani melawan stigma negatif dan melakukan pemberdayaan internal melalui keinginan dan kesadaran untuk berubah, kemampuan meningkatkan kapasitas, kemampuan menghadapi hambatan, dan kemampuan kerja sama dan solidaritas. Selain itu, negara harus hadir dalam mengatasi stigma negatif tentang perempuan dengan pengintegrasikan pendekatan GESI (Gender Equality dan Social Inclusion) dan melakukan pemberdayaan perempuan dalam seluruh program pembangunannya. Pemberdayaan internal dan eksternal ini paling tidak bisa digunakan untuk menyelesaikan maraknya isu-isu kekerasan terhadap perempuan melalui komitmen untuk “Saling Jaga, Satu Suara, Lawan Kekerasan”. Peserta seminar berpartisipasi aktif dalam sesi diskusi dan menyampaikan aspirasi inspiratifnya untuk bersama-sama memajukan perempuan dan memajukan Indonesia.
Oleh karena itu Perempuan dan kelompok marjinal lainnya harus berani melawan stigma negatif dan melakukan pemberdayaan internal melalui keinginan dan kesadaran untuk berubah, kemampuan meningkatkan kapasitas, kemampuan menghadapi hambatan, dan kemampuan kerja sama dan solidaritas. Selain itu, negara harus hadir dalam mengatasi stigma negatif tentang perempuan dengan pengintegrasikan pendekatan GESI (Gender Equality dan Social Inclusion) dan melakukan pemberdayaan perempuan dalam seluruh program pembangunannya. Pemberdayaan internal dan eksternal ini paling tidak bisa digunakan untuk menyelesaikan maraknya isu-isu kekerasan terhadap perempuan melalui komitmen untuk “Saling Jaga, Satu Suara, Lawan Kekerasan”. Peserta seminar berpartisipasi aktif dalam sesi diskusi dan menyampaikan aspirasi inspiratifnya untuk bersama-sama memajukan perempuan dan memajukan Indonesia.
